a menghargai diri secara berlebihan; congkak; pongah.
Itu kata kamus. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamu punya tidak di rumah? Nggak? Sama.
Tapi itu kan kata kamus, dan saya tidak harus selalu dengar kamus. Bukan hanya kamus tidak bisa ngomong, tapi juga memangnya kamus itu siapa? Dosen bukan, pacar bukan, dokter juga bukan. Kamus itu hanya saya gunakan kalau ingin mencari suatu kata. Bisa juga digunakan untuk menggeplak kepalamu yang semoga ada isinya itu.
Jadi, apakah saya sombong?
Tidak!
Sungguh?
Sungguh! Percayalah!
Tidak bohong?
Tidak! Tidakbohong!
(...dialog ini dapat dilanjutkan kapan-kapan, sesuai dengan dialog seperti yang sering kita dengar di telenovela.)
Tapi, oh, tetapi, saya mau pamer beberapa hasil kerjaan tangan saya. Tangan yang alhamdulillah diberi keterampilan untuk menggambar, meskipun teman-teman saya banyak yang lebih jago menggambar dibanding saya. Tapi, meskipun begitu, kata orang(yang kurang pandai menggambar) gambar saya bagus.... Tapi saya tidak sombong. Beneran deh.
Saya cuma mau pamer, agar supaya situ bisa kasih komen, bisa mengagumi, atau minimal bisa tahu kalau saya itu bisa menggambar... dan saya tidak sombong. Yaaa pokoknya supaya situ bisa mengapresiasi lah.
apresiasi ap.re.si.a.si
[n] (1) kesadaran thd nilai seni dan budaya; (2) penilaian (penghargaan) thd sesuatu; (3) kenaikan nilai barang krn harga pasarnya naik atau permintaan akan barang itu bertambah.
Itu saya kasih definisi kata apresiasi, kopi-paste(bukan kopi susu) lagi-lagi dari si kamus. Tentunya saya tidak perlu kasih tahu definisi nomor berapa yang perlu kamu pakai bukan? Dan tentu saja saya juga tidak perlu kasih tahu sumedang.
Ah, saya jadi lupa, itu saya mau apa tadi?
Ah, iya, pamer!
Pamer gambar!
Sombong?
Tidak! Tidak sombong!
Nih, ah:
(tinta cina di atas kertas)