27 Agustus 2009

We Are SORRY For The Inconvenience

Itu tulisan yang muncul di layar bioskop waktu gw nonton G.I. Joe.

Artinya:
Maaf, kami gak buka 24 jam(convenient store=toko 24 jam*; inconvenient=tidak 24 jam).

Oh, ternyata gw salah. Kalimat diatas itu artinya 'kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini'. Ah, kamu curang, eks-eks-ai(XXI, maksudnya). Kamu bikin saya kesal seperti ini saat saya lagi puasa, jadi saya ndak boleh marah. Curang kamu. Curang.

*ahem*

Eniwei, kemaren gw nonton dua film di bioskop. G.I. Joe sedang dan Merantau (iya, gw taum telat banget).

Emang gak kuliah, Run??

Hohoho... hari Rabu saya libur, gan! Gak ada kuliah! Aheeeyy~

Jadilah setiap hari Rabu gw ngelamun jorok nyampah di kosan, main game-game lawas di laptop pake PSX Emulator(currently playing Vagrant Story, another Squaresoft masterpiece besides FF series), atau thawaf dari mall ke mall, nyari film bagus, atau apapun lah yang bisa ditonton.

Gw nonton sendirian. You know, I don't really like being alone, but sometimes enjoying loneliness is somewhat fun and relaxing.

Ngomong-ngomong soal sendirian...

Orang-orang di kehidupan gw datang dan pergi. Sebagian memberi arti, sebagian hanya mampir sebentar, sebagian terlupakan. Hanya sedikit dari mereka yang gw anggap sebagai 'rumah' tempat gw bisa benar-benar merasa nyaman, dan mereka adalah... my childhood friends.

Mereka adalah bagian besar dari hidup gw yang ikut membentuk gw jadi seperti sekarang ini. Gw kenal mereka dari SD, bahkan TK. Sebagian lagi gw kenal pas SMP dan SMA. Mereka, orang-orang dari masa lalu itu, benar-benar... benar-benar istimewa, meskipun mereka orang biasa aja, gak menonjol diantara yang lain, tapi mereka istimewa buat gw. And, seriously, I do miss them right now...

Ah, apa sih gw... Tau-tau melankolis begini...



*) = setelah gw cek di wikipedia, ternyata artinya bukan toko 24 jam, tapi emang biasanya buka 24 jam(contoh: Circle-K). Doh, stupidness...
==================================

Some Things Are Better To Be Left Unsaid...

Malaikat : Harun, ini buat kamu.

Gw: Hah? Lakban? Buat apa??

Malaikat: Buat ngelakban mulut kamu biar gak ngomong sembarangan.

Harun: ....

Well, some things are better to be left unsaid, eh?

Benarkah itu?

Maksud he, benarkah itu grammarnya?

Eniwei, gw baru aja bikin sedikit kehebohan via status facebook gw gara-gara nulis:

'BULAN SUCI TANPA MASTURBASI!! GO, BOYS!! WE CAN DO IT!!'

Well, faktanya adalah hampir setiap laki-laki melakukan masturbasi secara berkala, dengan frekuensi berbeda-beda untuk setiap orang. Awalnya, gw gak ngeliat ada yang salah dengan status ini.

Segera setelah itu, berbagai komen menghiasi status gw. Ada yang nyemangatin, ada yang nge-like, ada yang menghujat, ada yang bilang ini menjijikkan, ada yang bilang gw tukang cari sensasi, ada yang bilang kalo yang kayak gini harusnya gak dipajang di facebook.

Dan gw pun tertegun sejenak...

They got a point there...

Tapi, let's see the bright side:
  1. Pria bermasturbasi secara berkala, itu fakta. Secara medis(dan statistik, tentu saja), itu dianggap normal, tapi secara agama itu dosa. Cukup dimengerti kalo kita melihat bahaya jangka panjangnya.
  2. Gw mengajak untuk berhenti seenggaknya selama sebulan ini(dan semoga di bulan-bulan selanjutnya juga). I mean, anggaplah ini sebagai suatu tantangan. Gak semua cowok bisa tahan sebulan tanpa masturbasi. Sebagian(entah besar, entah kecil) gak bisa. Jadi, mari kita akui dosa ini dan memperbaikinya.
  3. Sebagian orang setuju dengan pendapat gw.
Maka, gw bertahan dengan pendapat gw. Mereka pun bertahan dengan pendapat mereka bahwa yang kayak gini gak seharusnya dipajang di status facebook. Salah satu dari mereka bilang, 'kenapa gak ditulis di blog aja sih?', membuat gw berpikir, 'oh, iya ya...'(stupidness, Harun. Stupidness).

Apakah gw se-salah itu? I mean, basically, I said the right thing, didn't I?

Yah, apapun itu, kesimpulan sementaranya adalah: lagi-lagi gw dibenci orang karena perkataan gw...

Oh, well... Shit happens. I mean, I make the shit happened. I shitted myself. Kayaknya gw emang harus pake lakban yang dikasih malaikat ke gw itu...

p.s: kejadian ini bikin gw semakin pengen nge-restart hidup gw >.<

======================================

Now, here goes for the reviews!





17 Agustus 2009

Dirgahayu Negeriku

Sudah tanggal 17...

Ya, 17 Agustus 2009.

Enam puluh empat tahun yang lalu, Bung Karno membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Apa yang ada di dalam pikirannya saat beliau membacakan naskah itu?

Mungkin jawabannya adalah: harapan.

Harapan untuk menjadikan bumi pertiwi dari Sabang sampai Merauke ini makmur, jaya, dan besar. Harapan untuk menjadikan ratusan juta rakyat yang lahir, makan, minum, eek, bekerja, bercinta, dan mati di atas tanah ini bangga atas tanah yang dipijaknya. Harapan untuk menjadi salah satu roda yang menggerakkan dunia ini, memiliki posisi tawar di setiap diplomasi, dan diperhitungkan dalam pergaulan internasional. Ya, harapan-harapan itulah yang mungkin ada di dalam hati dan otak beliau saat beliau membacakan beberapa baris naskah sederhana--namun begitu keramat--itu.

Dan obor pun menyala. Obor cita-cita. Obor yang diestafetkan dari generasi ke generasi, lewat Burung Garuda, lewat Indonesia Raya, lewat Sang Saka Merah Putih, lewat Bahasa Indonesia, lewat cerita-cerita tentang bedil vs bambu runcing.

Dan gw pun gak bisa berkata apa-apa lagi.

Gw cuma bisa menerima satu kebenaran yang pasti, yang mesti, yang harus, yang tidak bisa tidak: menerima obor itu.

Semoga gw bisa menggunakan obor itu untuk menyalakan api-api yang lain, misalnya api yang ada di hatimu, atau hatinya, atau hati mereka. Api yang membakar. Api yang menerangi. Api yang menghangatkan.

Berbekal itu, gw pun menulis di status facebook gw dua kalimat sederhana yang (semoga)cukup dalam maknanya:

Dirgahayu negeriku. Semoga kami tak pernah lelah untuk menjadikanmu besar.

Ya, semoga kami tak pernah lelah. Karena engkau, negeriku, akan tetap ada hingga dunia ini tak ada lagi.




Gambar dari sini.

===================================

Ngomong-ngomong, ada yang tau apa itu arti kata 'dirgahayu'?

Well, sebenarnya ada sedikit salah kaprah di sini. Dirgahayu itu artinya bukan seperti 'selamat ulang tahun', jadi sebenarnya kalimat seperti 'Dirgayahu Kemerdekaan Republik Indonesia ke-64' adalah kalimat yang salah.

Dirgahayu itu artinya 'panjang umur'. Mungkin padanan katanya dalam bahasa Inggris itu 'long live'(meski seringkali terjemahan bebas dari frasa ini adalah 'hidup', seperti 'banzai' dalam bahasa Jepang; contoh: long live the king!).

Jadi, kalimat yang lebih tepat adalah, 'Dirgahayu Republik Indonesia', atau 'Dirgahayu Republik Indonesia pada ulang tahun yang ke-64'.

Info tentang arti kata 'dirgahayu' diambil dari sini, sini, dan sini.

===================================

Eh, ada lagu yang keren dan sangat pas buat didengerin di hari jadi negeri kita tercinta ini. -->klik aja, gan!

09 Agustus 2009

Rental PS Adalah Tempat yang Sangat Buruk untuk Main PS

Kecuali untuk main Winning Eleven atau Pro Evolution Soccer, yang notabene adalah game wajib ada di setiap rental, dan selalu disediakan dalam jumlah banyak, seolah-olah rental PS dibuat untuk main game bola.

Gw baru aja dari rental PS 3.

Main game apa?

Resident Evil 5

Keren gak?

Beeuuh... jangan ditanya... KEREN PARAH, GAN!! Anjrit lah, itu salah satu game action terkeren di PS 3. Nothing more can be said. You've got to play this fuckin' awesome game, dude.

Well, harusnya gw bisa menikmati quality time gw di depan layar HDTV, menggenggam controller SIXAXIS, dan menikmati game mahakeren itu. Tapi mengapa oh mengapa...

KENAPA HARUS ADA ANAK KECIL BANGS*T YANG SUPER-ANNOYING ITU??!!!!

Anjing.

Oke, biar gw ceritain dengan lebih runtut. Here we go...

Siang itu, dengan cukup banyak uang di dompet(ahey~ I love tanggal muda), gw pergi ke rental PS 3. Dengan hati riang-gembira, gw main Resident Evil 5 yang keren itu.

PS dinyalain, Blu-Ray disc dimasukin, batang kesenangan(joystick) dicolokin. Gw sumringah.

Baru beberapa menit game dimulai, ada anak kecil duduk di sebelah gw.

Uh-oh, this gonna be bad... this gonna be bad... Gw akan berhadapan dengan mahkluk yang paling gak bisa gw handle: anak kecil.

Daaannn... seperti dugaan gw, anak itu adalah spoiler brat. Oh, tidak, anak itu lebih buruk dari sekedar spoiler brat. Kamu tau apa yang dia lakukan? Ini dia...

Dengan sok akrab bertanya, 'udah pernah tamat, 'A?' Dan dengan jujur gw jawab, 'belum'. Entah keputusan gw untuk bersikap (pura-pura)ramah ini benar atau salah. Dia cerita kalo dia udah tamat(i wish he knew that I DON'T GIVE ANY FUCKIN' DAMN OF THAT), terus cerita kalo bos terakhirnya susah banget.

Game dimulai dan di adegan pembuka yang seharusny jadi misteri yang akan terjawab di game ini, dia malah NGASIH TAU SPOILER CERITA-NYA. Anjing... That's UNFORGIVABLE, KID!! Man... I'm gonna lose my temper... Tapi gw mencoba untuk bersikap biasa dan mengacuhkan anak itu...

Sepanjang permainan, dia ngasih tau gw harus pencet ini-itu untuk nembak, buka pintu, dan lain sebagainya. GW UDAH TAU, ANJING! LO DIEM AJA!!! Nggak, gw gak bilang kayak gitu ke anak itu. Gw cuma diem menikmati ketidaknyamanan yang dia berikan.

Dia ngasih tau gw harus ke sini, harus ke situ, cara ngalahin musuh(which is obviously I can figure it out by myself). senjata yang harus gw pake, dan sebagainya. LO HARUS TAU BETAPA PENGENNYA GW MATAHIN LEHER LO, NJING!!!

Dia berisik sepanjang gw main. 'Itu tuh A, ada peluru...', 'Pake darahnya, A, pencet segitiga...', 'Yah... sayang banget itu gak diambil...', 'Gak usah dilawan A, buang-buang peluru...', 'Mendingan pake shotgun aja A...'

Oke, cukup! Gw balik ke kosan, ngambil golok, dan membacok anak itu. Lehernya putus. Kepalanya nggelinding di lantai. Darahnya muncrat membasahi lantai dan dinding ruangan...

Apa? Gak percaya?

Lo pikir gw bo'ong??

Ya iyalah gw bo'ong.

Anak itu gak gw apa-apain. Gw bahkan gak mencoba mendiamkan anak itu. Gw gak pengen suasananya jadi gak enak dan gw jadi gak bisa nikmatin permainan gw. Jadilah gw cabut dari rental itu, ke rental yang lain. Sayangnya, di rental yang lebih bagus(baca: bebas anak brengsek kayak tadi) ini, gak ada game Resident Evil 5. Damn...

Gara-gara anak kecil brengsek itu, gw jadi kehilangan quality time gw. Emosi jiwaaaaa!!!! AAASSSUUUUUUUUU....!!!!! *fade out*

Pesan moral: jangan main PS di rental PS kecuali game bola.

06 Agustus 2009

Start It Over

Liburan hampir berakhir.

Daftar ulang udah dimulai.

So, rutinitas baru juga akan dimulai. Kuliah, fesbukan, les gitar, fesbukan lagi, mandi, nyuci, fesbukan lagi. Koq fesbukannya banyak? Iya, soalnya gw fesbukan dari hape, dimanapun, kapanpun. Ahey~

Kemarin gw baru aja daftar les gitar. Yeeeaahhh! Jalan menuju panggung musik dimulai! Jreng-jreng-jreng!!

Dan tentu saja karena gw bakal les gitar, gw perlu gitar baru. Here goes the picture:

Oke, that's my new guitar. Mulai Jumat besok ini, gw bakal les gitar tiap hari Jumat. Gitar ini akan jadi alat gw buat jadi keren. Doakan aku ya!(diucapkan seperti di acara Takeshi Castle).

Yap, rutinitas baru, dengan beberapa orang baru. Semoga gw cukup sibuk sampai gak sempet nge-stalking fesbuk orang(baca:cewek) lagi. Hehehe...


====================================================

Now, let's get to the more serious thing.

My social life is somehwat ruined. Gw udah cerita di postingan sebelumnya soal beberapa orang teman gw yang bohong sama gw... tepat di bagian yang paling sensitif. That was hurt, you know. I think I went insane.

They can't be trusted. They're playing on me, with that 'lies and truth'(bukan, bukan lagunya L' Arc~en~Ciel) games. Mereka bohong sama gw soal gebetan gw dengan, you know, the thing they called 'white lies'. And one of them tells me the truth. He tells me the so-called 'truth'. Well, I can't say it's the truth, since what he said was too subjective.

Well, untuk lebih jelasnya mungkin bisa baca di notes facebook gw yang ini. Tapi tolong jangan komen di sana. Komen aja di sini. Seriously, jangan komen di sana.

And now...

I think I was wrong.

I mean, to approach her by being her friends, that was wrong. Sebenarnya dari awal gw gabung ke kelompok main mereka karena gw pengen deket sama gebetan gw itu... Entah gimana mulainya, kayaknya itu terjadi begitu aja. Dan bukan bohong kalo gw bilang gw menikmatinya. I mean, I really think they are good friends. They are nice, have good sense of humor, and all that. Seiring dengan berjalannya waktu, gw pun jadi bagian dari mereka, dan mereka jadi bagian dari hidup gw.

Sebenernya, nge-genk itu sedikit banyak 'tabu' di angkatan. Angkatan gak boleh terkotak-kotak. Angkatan harus jadi satu kesatuan. Tapi toh ternyata itu hanya mimpi yang utopis. Dua ratus orang jadi satu itu gak mungkin. Pasti ada kelompok-kelompok(yang biasa gw sebut 'fraksi). Itu terjadi secara alami. Nge-genk adalah keniscayaan karena kita gak mungkin hidup sendiri, dan gak mungkin punya teman dekat ratusan orang.

Mereka tau gw pedekate sama salah seorang dari mereka. Bahkan gebetan gw juga tau itu. Gw berada di antara maju dan mundur. Ego gw bilang gw harus maju meskipun itu berakhir dengan penolakan, sementara teman-teman gw bilang gw sebaiknya mundur karena hasilnya akan sama aja. Sejak awal dia gak tertarik sama gw. ibaratnya, gw kalah perang bahkan sebelum gw mencabut pedang gw.

Gw tetap jadi teman mereka, sambil berharap suatu saat akan ada momen yang tepat bagi gw untuk nembak dia. Gw tetap berusaha ada di dekat dia. Gw tetap berusaha meningkatkan hubungan gw sama dia. Ngelihat hal ini, teman-teman gw ber-'inisiatif' untuk bohong sama gw. Gw gatau apa gebetan gw juga terlibat, tapi yang pasti teman-teman gw bohong sama gw. Bilang dia udah dijodohin lah, bilang dia suka sama sodara jauhnya lah, dan yang terakhir salah seorang temen gw bilang dia lagi suka sama orang lain, it's cyber-love. Gw gak tau yang terakhir itu bener apa bohong.

Dan terjadilah apa yang gw tulis di postingan gw sebelumnya.

Gw jelas marah karena tau mereka bohong sama gw. You know, they say that was for my sake, but they were wrong. Such things never work, unless you keep it really good. Ya, andai saja mereka cukup pintar dalam menyembunyikan kebohongan mereka, mungkin semuanya akan berjalan mulus. Gw udah memutuskan buat ngelupain dia setelah salah seorang temen gw bilang gebetan gw lagi suka sama sodara jauhnya. Well, that hurts, but I should bear it. I should forget her. We can still be friends. We have been friends all this time.

Semuanya seharusnya mulus, sampai salah seorang temen gw bilang kalo yang diucapin temen gw tentang gebetan gw suka sama sodara jauhnya itu bohong. Dia ngomporin gw buat tetap 'berjuang' untuk ngedapetin cintanya. Gw saat itu baru aja mutusin buat ngelupain dia, dan sekarang ada kabar kayak gitu. Gw cukup terguncang. Gw sadar gw gak akan bisa dapetin dia, tapi temen gw ini malah ngomporin gw, ngasih gw harapan kosong yang gw gak mau denger lagi. Sucks. Really sucks. Dan gw juga kecewa berat karena gw dibohongin sama temen gw, tepat di titik terlemah gw, tepat di titik paling sensitif gw.

Kesimpulan gw cuma satu: gw gak bisa percaya sama mereka lagi.

Demi tujuan mereka, mereka bohong. Bagian terburuknya bukan kebohongan itu, tapi kegagalan mereka dalam menyembunyikannya.

Jadi, gw gak tau apa gw masih bisa nyebut mereka temen gw apa bukan. Mereka masih aja nganggep gw yang salah, dan tindakan mereka benar(atau setidaknya bisa dibenarkan), dan gak seharusnya gw marah-marah sama mereka.

Well, seperti yang udah gw bilang sebelumnya, gw salah. Gw salah sejak awal. Bisa dibilang gw salah lebih dulu dari mereka. Gw salah sejak memutuskan untuk pedekate sama gebetan gw dengan jadi temannya. Lalu mereka mencoba menambal kesalahan gw itu. Tapi mereka menambal lubang besar di kapal yang bocor dengan selotip kertas. Sebenarnya, mereka berbohong untuk tujuan yang baik. Tapi kebohongan hanya akan berhasil selama ia tidak diketahui. Begitu kebohongan itu terungkap, maka seluruh fondasinya hancur berantakan.

Tapi, sudahlah. It doesn't matter anymore. Gw emang udah harus ngelupain dia dan menyibukkan diri... Dan itu akan sulit kalau gw masih sama mereka, ada di dekat mereka, dan ingat mereka... karena 'mereka' berarti termasuk gebetan gw itu.

Gw harus mulai lagi dari awal. Start it over. New routine, new people, new things.

Where did I go wrong, I lost a friend
Somewhere along in the bitterness and
I would have stayed up with you all night
Had I known how to save a life
--The Fray - How To Save A Life

04 Agustus 2009

Roda Dua, Kelas Dua

GUBRAAKKKKK!!!!

Apa itu?

Oh, itu gw, jatoh dari motor.

Sakit gak?

Holy shit, pake ditanya?!

*Ahem*

Ya, begitulah. Di jalur Cikampek - Purwakata, gara-gara jalan yang licin berpasir dan kerikil, gw jatoh dari motor. Kaki gw .... patah. Oh, maap, ada yang belum diketik. Yang bener itu kaki gw keseleo dan spion gw patah. Well, untung ada sekuriti yang lagi jaga di pos satpam depan Kawasan Industri Kujang. Mereka ngebantu gw berdiri, ngebawa gw ke pos satpam, dan ngasih gw minum. Thank you, sir, you really helped me a lot.

Ngomong-ngomong tentang motor, udah lama gw menyadari bahwa motor, khususnya di Jakarta, adalah kendaraan kelas dua. Yeah, kendaraan kelas dua. Kelas satunya jelas mobil.

Kenapa gw bilang motor adalah kendaraan kelas dua?



Berikut beberapa alasannya: :



Motor harus lewat jalur lambat...
Mobil bebas mau lewat jalur lambat atau jalur cepat, tapi motor harus lewat jalur lambat di sebelah kiri. Gw pernah ditilang di Bunderan HI gara-gara gw lewat jalur cepat... masalahnya adalah pembatas jalurnya gak keliatan. Bukan, maksudnya bukannya invisible kayak Predator yang lagi make stealth camo, tapi itu pembatasnya kecil dan ketutupan bis. Sebelum jalurnya terbagi jadi jalur lambat dan jalur cepat, jalanan cukup kosong dan jadilah gw ngebut di tengah jalan, gak ngeh kalo ternyata di ujung jalurnya jalanan terbagi jadi dua jalur dan hanya dibatasi oleh pembatas kecil. Jadilah gw ditilang. Apes.

Satu hal lagi. Karena putaran jalan alias U Turn ada di sebelah kanan jalan(jalur cepat), jadi kadang motor harus jalan sampai ujung jalan(dan melewati segala kemacetan jalan itu) terus muter di sana.


Beberapa mall tidak menyediakan parkiran motor...
Contohnya FX Plaza, Senayan. Gw pernah ke sana naik motor semi-butut gw(gak butut-butut amat, cuma ada lecet lumayan gede) ke FX, dan tukang parkirnya bilang parkir motor di sebelah sana sambil nunjuk gedung lain. Oke, gw langsung merasa miskin. Contoh lain di PIM, parkiran motor ada di seberang jalan, terpisah dari mall, di dekat kantin UKM. Gap antar kelas pun semakin jelas terlihat... dan gw tau gw di kelas mana.

Motor gak bisa lewat tol...
Yang ini cukup beralasan. Hampir bisa dipastikan angka kecelakaan akan naik kalo motor dibolehin lewat tol yang notabene emang disediakan sebagai jalur bebas hambatan... Meskipun kalo kebanyakan yang lewat tol jadi macet juga(fenomena ini disebut 'terhambat di jalan bebas hambatan'). Well, can't complain on this one.

Cewek lebih suka naik mobil dibanding naik motor...
YA IYALAH!! Mobil lebih nyaman, ada AC-nya, bisa nyender, gak kena debu/asap kendaraan/panas matahari, dsb. Masalahnya adalah gw gak punya mobil, jadi buat para cewek yang mau jadi pacar gw... sebentar, emang ada yang mau?

Beberapa orang tua melarang anaknya naik motor...
Dan membelikan anaknya mobil(bagi yang kaya). Alasannya: motor bahaya. Oke, Mr. & Ms. Paranoid, puluhan juta orang naik motor tiap hari dan selamat sampai tujuan.

Genk Mobil lebih bermartabat dibanding Genk Motor...
Euh, gw gak tau apa ada yang namanya Genk Mobil... Mungkin maksudnya komunitas pengguna mobil jenis tertentu, which means klub otomotif. Yah, apapun itu, mobil yang lagi konvoi gak se-'menakutkan' motor yang lagi konvoi kan?



Yeah, di mata masyarakat maupun hukum(peraturan lalu linas), motor adalah kendaraan kelas dua. Sedikit banyak gw males ke daerah-daerah kayak Kelapa Gading, Sudirman, atau jalan-jalan protokoler di Jakarta Pusat. Di sana banyak banget mobil. Berada di jalan yang lebih banyak mobilnya dibanding motornya bikin gw ngerasa gak nyaman. Apalagi kalo ada polisi, bikin gw jadi kagok sendiri. Takut salah sedikit terus ditilang. Takut gak sengaja ngambil jalur mobil terus ditilang. Takut eek di celana terus ditilang. Takut ketemu kuntilatak terus ditilang... Duh, koq jadi ngelantur sih.

However, gw suka naik motor. Naik motor bikin gw bisa ngerasain 'angin kebebasan' yang menerpa tubuh gw. Selain itu, motor itu irit banget, gan! Jakarta Bandung cuma habis bensin 20.000. Kalo naik mobil angka 0-nya bisa nambah satu tuh. Hahahahaha...

===================================

FRIENDS, LOVE, AND SELF-UPGRADE :


FRIENDS, LOVE, AND SELF-UPGRADE



Euh, gimana ya nyeritainya...??

Ah, gini aja:

[Percakapan berikut ini tidak terjadi. Hanya sebagai penyederhanaan agar ceritanya mudah dimengerti]

Teman 1: Run, gebetan lo suka sama orang lain. Itu si *censored*(gw gak kenal)
Gw : *pundung mode: ON*
(setelah beberapa jam perenungan)
Gw : *pundung mode: OFF*
Teman 2: Run, [Teman 1] bo'ong sama lo. Jangan nyerah.
Gw : Whatever. Gw udah mutusin buat ngelupain dia dan berfokus ke diri gw. Efek sampingnya terlalu besar. Gw jadi kebanyakan ngerasain yang gak perlu. Gw harus kuat dengan kekuatan gw sendiri. Gw gak mau kuat karena dia. Dia gak boleh jadi penentu kekuatan gw. Dia hanya faktor minor.
Teman 1: Run, tapi gw gak bo'ong. Dia emang suka sama orang lain. Gw gak tau orangnya. Some cyber-love...
Gw : Yeah, whatever. Like I still believe you. Like you can change anything. Fuck you, both of you. Go to hell, already.

Tuh kan, kalo nyangkut soal dia gw jadi sensitif. You know, fellas. Sampai sekarang pun gw belum bisa ngelupain dia. Well, I'm trying, though. Someday gw akan jadi keren. Bukan lagi loser yang jatuh gara-gara masalah kayak gini.

Dan gw butuh kesibukan. Ya, gw butuh kesibukan. Kesibukan yang membangun. Kesibukan yang bisa mentransformasi diri gw dari seorang loser jadi seorang Champion. And I found two: kuliah dan les gitar. Kuliah (akan)bikin gw bisa berkarya, dan les gitar akan bikin gw jadi keren. Seenggaknya cukup keren untuk bisa berdiri di atas panggung, cukup keren untuk bisa show-off di depan cewek-cewek, dan cukup keren untuk bisa bikin lagu yang juga keren.

Naif ya?

Emang.


===================================

TAMBAHAN

1) Kemarin gw di Sabuga, nanyain anak-anak baru, 'dari fakultas mana?'. Kalo dari FSRD, ada souvenir yang akan berguna untuk perkuliahan... Terus mereka difoto dan dicatat namanya. FYI, they are geulis-geulis. Jadi seneng gw. Heheheh... Kayaknya gw bakal sering main ke selasing nih. Ahey~

2) Gw udah daftar ulang dan milih mata kuliah apa aja yang bakal gw ambil. They are: Seni Patung I, Sejarah Kebudayaan, Gambar III, Seni Rupa Asia, Estetika I, Seni Lukis Pilihan, dan Sejarah Seni Rupa Islam. Dua yang terakhir itu pilihan, dan dari orang-orang yang gw tanyain gak ada yang ngambil Sejarah Seni Rupa Islam selain gw. Duh, masa gw sendirian di kelas???

3) Beberapa jadwal kuliah bentrok! Nah lho! Oh, kata Pak Pius, dosen wali gw, nanti bisa diatur ulang jadwalnya, tinggal menyesuaikan dengan dosen aja... Okay, no worries, then. Terus, gw gak tau ini kabar baik atau buruk: hari Rabu gw libur. Gak ada kuliah. Hmm... Gw gak tau bakal ngapain aja kalo kosong begitu. Coba yang kosong itu hari Jumat, kan jadi bisa longweekend tiap minggu. Hehehehe...

4) Kemarin gw nonton bareng Alfi dan kawan-kawannya. Nonton Up 3D. Untung gw udah nonton yang gak 3D, soalnya yang 3D gak ada subtitlenya. Ngomong-ngomong, kenapa gw mau nonton lagi? Soalnya gw nontonnya dibayarin. Hehehehe... Hidup gratisan! XD

5) Gw mengasah skill drawing dengan menggambar wajah teman-teman gw... Semuanya cewek :p