10 Oktober 2009

Home Disaster dan Kasus Mutilasi di Rumah Gw

"Haruunn!!"

Terdengar sebuah suara tak senonoh dari kejauhan. Oh, ternyata itu Ito, temen seangkatan gw yang rambutnya lebih kribo dibanding Bena maupun Giring Nidji, tapi jangan bandingin dengan Edi Brokoli, jelas Ito kalah. Edi Brokoli adalah pemilih rambut kribo paling... paling apa ya? Paling begitulah pokoknya.

Eh, tunggu, tadi gw pengen ngomong apa ya?

Ah, iya, itu si Ito manggil gw dari kejauhan, terus nyamperin gw. Dengan suaranya yang... aduh, gw gak bisa mendeskripsikan suara orang. Ya pokoknya dia nyamperin gw terus bilang begini...

"Run, tadi lo belum bayar."

Gw pun tersentak. Kaget. Shock. Jantungan. Tewas seketika. Oh, nggak, kalo gw tewas gw gak mungkin bisa nulis blog lagi. Yang pasti gw kaget dan baru inget bahwa tadi gw makan di tenda deket kampus gw tanpa bayar, dan Ito yang tadi kebetulan juga makan di situ dikasih tahu sama penjualnya bahwa gw belum bayar. Tentunya tahu di sini bukan tahu makanan yang dibuat di pabrik tahu itu, melainkan si Ito diberi informasi mengenai suatu hal. Apa? Kamu sudah tahu? Ya sudah kalo begitu...

*Ahem*

Oke, lalu apa hubungannya tahu dengan home disaster dan kasus mutilasi di rumah gw?

Jawabannya adalah...

Nggak ada.

Karena sebenernya emang bukan itu yang mau gw ceritain. Yang mau gw ceritain adalah tentang kejadian yang menimpa rumah gw dan para penghuninya pasca pulang mudik, atau tepatnya pasca gw ngepost postingan gw sebelum ini.

Kamu tahu apa yang terjadi?

Ya jelas enggak lah! Kan saya baru mau cerita.

Eniwei, itu gw baru nyampe rumah, habis nyampah di rumah Andi. Di depan pintu, gw ketok-ketok pintu rumah gw. Tok-tok-tok, begitu bunyinya. Kalo tik-tik-tik, mungkin itu suara saya sedang mengetik tulisan ini. Kalo brot-brot-brot, mungkin itu kamu lagi kentut. Oke, jadi gw udah sampe depan pintu, ngetok pintu, tapi gak langsung dibukain. Gw malah denger suara abang gw bilang, ' Itu liat dulu siapa, Bu...!!'

Sembilan belas tahun sembilan bulan kenal sama saya koq gak hapal suara saya??

Setelah dibukain pintu, gw masuk, terus usut punya usut dan jeruk makan jeruk(iya, emang gak nyambung), ternyata di sekitar rumah kami ada... *kasih suara drum biar dramatis*

MALING.

*jeng jeng jeeeenngggg*

Iya, ada maling yang ngumpet di dekat rumah gw. Kemungkinan ada di rumah Pak Azwar yang tepat di sebelah rumah gw karena beliau rumahnya lagi kosong. Terus juga abang gw mengaku mendengar suara-suara aneh dari lantai atas rumah sebelah. Beberapa petugas keamanan pun memeriksa atap rumahnya lewat atap rumah gw. Dan gak lama kemudian...

Gak terjadi apa-apa.

Oke, entah malingnya ngumpet atau emang gak ada di situ, yang pasti gak terjadi apa-apa. Demi keamanan, semua akses ke rumah gw dari atas ditutup. Dengan hati was-was, kita pun melanjutkan aktivitas seperti ngobrol, nonton tivi, ngemil, dan tidur.

Tapi ternyata itu bukan satu-satunya kesialan yang menimpa penghuni rumah gw. Kesialan lainnya adalah...

KERAN WASTAFEL DAPUR BOCOR.

atau lebih tepatnya: PATAH.

Dan itu menyebabkan air ngucur tanpa henti.

Solusi praktisnya: matiin air seluruh rumah.

Masalahnya:

1)air keran gak langsung mati melainkan nunggu sampai stok air di Sebelum tidur, seluruh penghuni rumah mengelap genangan air yang terjadi karena bocornya keran.

That's all? Oh, ternyata masih ada lagi. Ini disaster yang cukup sering terjadi di rumah gw belakangan ini, which is...

tempat-menampung-air-sebelum-dialirkan-yang-gw-gak-tau-apa-namanya itu habis. Jadi air masih harus ditahan secara manual selama beberapa saat.

2)karena air mati, kita jadi gak bisa mandi apalagi nyuci. Terpaksa minta air sama tetangga, itu pun cuma cukup buat cebok dan wudhu.

Dan, demi menjaga perdamaian dunia agar gak ada air yang nyembur, gw dan abang gw pun menyegel lubang tersebut menggunakan selotip.


Kayak jaring laba-laba


That's all? Oh, nggak. Ada satu lagi bencana yang menimpa rumah gw...

PEMBOKAT GW PULANG KAMPUNG.

That? You call that a disaster?

SERING BANGET PULANG KAMPUNG. DALAM SEBULAN BISA CUMA KERJA 20 HARI.

Okay, that's a disaster, indeed.

Dan entah kenapa sering banget pulang lebih lama dari yang dijanjikan dengan alasan (insert a family member here)-nya sakit. Entah itu anaknya, suaminya, anaknya yang lain, sodaranya, de-el-el.

What a pain in the ass.

Oke, terus soal mutilasi... Ini berhubungan dengan bencana keran patah.

Jadi, esok harinya setelah kedatangan maling ke (dekat)rumah gw dan bencana keran patah, datanglah salah seorang sepupu gw ke rumah gw. Dia bawa motor dan pacar. Melihat keadaan lubang yang diselotip itu, dia menawarkan solusi yang lebih baik: menyumbatnya.

Dengan apa?

Dengan bahan sejenis karet.

Kondom?

Bukan.

Emangnya kondom bukan dari karet?

BUKAN PAKE KONDOM, GOBLOK!!

Melainkan dengan menjadikan salah seroang penghuni rumah gw sebagai tumbal. Ya, sepupu gw, tanpa merasa bersalah sedikit pun, memutilasi dia dengan kejam. Memotong-motongnya menjadi beberapa bagian. Menjadikannya seperti ini:


Korban mutilasi


Saudara korban


Reka ulang kejadian


Keadaan TKP saat ini


Sungguh kejam. Sendal jepit yang tidak berdosa itu pada akhirnya ditumbalkan demi kemaslahatan bersama. Semoga amal dan ibadahmu diterima di sisi Allah, wahai sendal jepit Swallow warna hijau. Engkau pasti akan mendapat tempat yang terbaik di sisi-Nya.

Baiklah. Berita tadi menutup perjumpaan kita kali ini. Kami dan segenap kru(emang ada?) yang bertugas undur diri dari hadapan Anda. Saya harunsaurus, wassalamu'alaikum.

See you in my next postingan!

p.s: dari kemaren make spoiler button hasilnya gagal mulu DX, jadi gw memutuskan untuk gak pake spoiler button.

9 komentar:

  1. ahem..kalo pembantu lagi mudik emang disaster tuh!
    ya ampun..sebenarnya gambar mutilasi itu nggak terlalu serem kalo dilihat dari sudut pandang biasa aja. tapi berhubung saya sebagai pembaca setia blog kamu, sewaktu liat dan baca mutilasi itu seolah ada suasana mistis yang mengelilingi saya
    *hayah..lebay*
    udah ah..

    BalasHapus
  2. yaampun harun.
    trus? trus? gimana donk kabar malingnya sekarang?
    *nahlho, kok gue nanyain si maling ya?!*

    BalasHapus
  3. rambut gue udah ilang lho! uaehaueha *lho*

    buset dehhhh itu selotip, lah itu yang abis korban sendal gue ga ngerti diapain itu gambarnya? ga kliatan bentuk sumpelannya uaehuahea..

    pembokat pulang? disaster. ga ada pembasmi kecoa di rumah gue. itu bencana besar huahauha..

    BalasHapus
  4. kurang banyak? satu lagi dehhhhh

    BalasHapus
  5. heuheuheu... lucu... kasian, sendal jepitnya jadi yatim piatu, eh loh kok? brotherless deh.. hehehe...

    BalasHapus
  6. Sendal gue (bukan swallow) pernah dijadiin korban kayak gitu tuh. Sial.

    BalasHapus
  7. itu kan sandal swallow akuh..?! (oh salah... :P)

    BalasHapus

Komen yang banyak, gan!